Jawa Barat (Jabar) menjadi provinsi dengan realisasi tertinggi dalam penyaluran FLPP, yakni mencapi 24.595 unit rumah subsidi atau senilai lebih dari Rp3 triliun.
JAKARTA, WWW.INDONESIAHOUSING.ID – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang kerap disapa Kang Dedi, menandatangani Memorandum of Understanding (nota kesepahaman) guna mendorong 15.000 unit rumah pertama bagi warga Jawa Barat pada (4/6) di Gedung Negara Pakuan Bandung bersama Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait; Wakil Kepala Badan Pusat Statistik, Sonny Harry Budiutomo Harmadi; serta Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho.
Penandatanganan ini pun juga turut dihadiri secara lengkap oleh para pimpinan daerah kota / kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Nota kesepahaman ini dilakukan guna mensinergikan dan mengoptimalkan penyaluran program pemenuhan hunian pertama bagi rakyat Indonesia yang didukung oleh data yang lengkap dan akurat dari BPS.
Baca Juga: Kuota Naik Jadi 350 Ribu Unit, Menteri PKP Bahas Strategi Pencapaian Target Pembiayaan FLPP 2025
Wakil Kepala BPS dalam sambutannya mengatakan, BPS berkomitmen dalam menyediakan data guna mendorong program ini.
“Pemutakhiran data merupakan kunci, dan kami harus bertanggungjawab terhadap kualitas data yang diberikan,” terangnya. Lebih lanjut Sonny berharap bahwa data statistik yang disampaikan oleh BPS kepada Pemerintah Provinsi Jabar nantinya dapat dimanfaatkan sebagai basis dalam menentukan kebijakan oleh para kepala daerah di Provinsi Jabar.
Baca Juga: Bumi Svarga Asri, Perumahan Subsidi Ramah Lingkungan yang Menuai Pujian dari Menteri Ara
Mengenai data mutakhir, Kang Dedi Mulyadi berpendapat dan berharap kepada para pemerintah daerah agar dapat mendukung pihak BPS untuk dapat melakukan pengkinian data warganya mininal dua kali dalam setahun.
Kang Dedi melanjutkan, bagi warga Jawa Barat, rumah merupakan hal yang utama dibandingkan aspek lainnya. Namun Kang Dedi Mulyadi mengingatkan bahwa perlu dipertimbangkan juga mengenai dampak keberlangsungan perekonomian warganya apabila menempati rumah baru.
“Saat ini kami tengah menyiapkan program pensirian rumah panggung pada daerah-daerah rawan banjir seperti di Karawang, Sukabumi, maupun Bekasi. Tidak tidak mudah bagi masyarakat untuk berpindah dan menempati rumah barunya, sedangkan sebelumnya sudah terbiasa mencari penghidupan di situ. Perlu juga diperhatikan agar perekonomiannya tetap bergerak,” ujar Gubernur Jabar, Kang Dedi.
Baca Juga: Tegas! Menteri PKP Larang Lahan Sawah Dijadikan untuk Perumahan
Dalam kesempatan yang sama, Maruarar Sirait menyatakan bahwa pemerintah Indonesia optimis dalam pemenuhan target penyaluran tahun 2025, terlebih saat ini ditambah dari yang sebelumnya 220.000 unit rumah menjadi 350.000 unit rumah.
“Jika target Provinsi Jabar tercapai, dapat dibayangkan berapa banyak industri bergerak dalam membangun satut rumah,” terang Menteri yang kerap disapa Menteri Ara.
Menteri Ara juga menyoroti tantangan Pemerintah Jawa Barat dalam mengedukasi masyarakatnya terhadap jebakan pinjaman online maupun melalui renternir. “Ini tantangan bagi BPD setempat untuk dapat mengambil manfaat dan membangun potensi bisnis lainnya di bidang perumahan, agar dapat meningkatkan laba perbankan serta mensejahterakan rakyatnya,” imbuh Mentei Ara.
Baca Juga: Implementasi PPN DTP Berdampak Positif pada Performa Sektor Properti
Masih di lokasi yang sama, Heru Pudyo Nugroho, selaku Komisioner BP Tapera menyampaikan bahwa di tahun 2025, Khusus untuk Provinsi Jawa Barat, capaian sangat membanggakan. Jawa Barat menjadi provinsi dengan realisasi tertinggi, yakni 24.595 unit rumah subsidi senilai lebih dari Rp3 triliun. “Dalam 10 Tahun terakhir Kabupaten Bekasi menjadi penyumbang terbesar dalam menyalurkan KPR Sejahtera FLPP sebanyak 34,8% (167.230 Unit),” terang Heru.
Lebih lanjut Komisioner Heru menjelaskan bahwa BP Tapera mencatat, hingga Kuartal I tahun 2025, penyaluran FLPP secara nasional mencapai 53.874 unit, meningkat lebih dari 1.1773,92% dibanding periode yang sama tahun lalu. Capaian ini yang kemudian mendorong Pemerintah menaikkan kuota FLPP tahun ini menjadi 350.000 unit, tertinggi sepanjang sejarah FLPP.
“Perlu kami informasikan pula bahwa sejak 20 Oktober 2024 – 3 Juni 2025 KPR subsidi untuk pembiayaan Tapera dan KPR Sejahtera FLPP telah terealisasikan sebanyak 181.617 unit rumah. Sedangkan capaian realisasi KPR Subsidi untuk pembiayaan Tapera dan KPR Sejahtera FLPP sejak 1 Januari – 3 Juni 2025 telah tersalurkan sebanyak 140.802 unit rumah,” pungkasnya. (QQ-2).