Selain transformasi digital, BTN juga melakukan inovasi-inovasi baru dalam penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang selama ini menjadi core business-nya dalam bidang pembiayaan perumahan. (Foto: dokumen BTN).
JAKARTA, www.indonesiahousing.id – DALAM menjalankan bisnis di era sekarang, Inovasi dan transformasi menjadi variabel penting agar bisnis dapat tetap adaptif dengan perkembangan zaman yang berlangsung amat cepat. Dengan kata lain, pertumbuhan bisnis membutuhkan visi jangka panjang dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.
Bisnis di sektor apapun membutuhkan spirit transformasi tersebut untuk mengimbangi sederet tantangan yang akan selalu hadir di setiap fase pertumbuhan bisnis. Tidak terkecuali di industri perbankan. Tanpa memiliki spirit transformasi, yang artinya bisnis akan dijalankan biasa-biasa saja, hanya business as usual, jangan terlalu berharap bisnis akan dapat berkembang. Bahkan untuk sekadar bertahan pun barangkali akan sulit.
Baca Juga: Transformasi Bisnis Jadi Kunci Laba BTN Tumbuh 15 Persen
Sekilas perbankan kerap dipandang hanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya. Namun, Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti perkembangan teknologi, transformasi menjadi satu hal yang sangat relevan dalam bisnis perbankan.
Pentingnya transformasi bisnis ini beberapa kali ditekankan Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan. Menurutnya, untuk memenangkan persaingan di pasar terbuka yang dinamis, perlu inovasi dan transformasi.
“Saya mendorong BTN untuk terus berinovasi dan digitalisasi, sinergi dan kolaborasi untuk menciptakan layanan perbankan yang modern, canggih serta membantu menuntaskan persoalan backlog perumahan di Indonesia,” ucap Presiden Jokowi saat menyampaikan ucapan selamat ulang tahun ke 74 untuk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Mendorong Penguasaan Teknologi dalam Mewujudkan IKN sebagai Smart City
Apa yang ditekankan Presiden Jokowi ini tentu sangat beralasan. Perkembangan teknologi informasi yang cepat telah membawa kehidupan masyarakat dunia memasuki era baru yang sering disebut era revolusi industri 4.0.
Pemanfaatan berbagai teknologi di bidang layanan keuangan telah membawa perubahan yang signifikan pada industri perbankan. Perubahan pola konsumsi masyarakat ke arah digital mendorong perbankan mengakselerasi proses transformasi menuju perbankan digital.Tuntutan digitalisasi perbankan diperkuat oleh berbagai faktor pendorong pengembangan digital bank di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan perekonomian yang berpotensi besar untuk menyerap arus digitalisasi.
Kondisi ini dipahami betul Bank BTN. Terbukti, berkat inovasi dan trasnformasi yang telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir, BTN berhasil membukukan kinerja gemilang.
Baca Juga:Building Decoration Summit, Wadah Tepercaya untuk Inovasi Industri Sektor Bangunan dan Dekorasi
Tengok saja kinerja sepanjang 2023, dimana BTN sukses mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,5 triliun tumbuh 15% dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp3,04 triliun. Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh tumbuhnya penyaluran kredit dan pembiayaan serta peningkatan fee based income perseroan pada tahun 2023 lalu.
BTN pun berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp333,69 triliun atau naik 11,9% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp298,28 triliun. Pertumbuhan di sisi kredit dan pembiayaan ini melampaui pencapaian kredit yang disalurkan industri perbankan nasional sebesar 10,38% pada tahun 2023.
Pertumbuhan kredit BTN tahun 2023 masih didominasi oleh kredit ke sektor perumahan. Untuk penyaluran KPR Subsidi pada tahun 2023 mengalami kenaikan 10,9% menjadi Rp161,74 triliun dari perolehan tahun lalu yang sebesar Rp145,86 triliun. Sedangkan untuk KPR Non Subsidi juga mengalami pertumbuhan sebesar 9,5% dari Rp87,82 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp96,17 triliun pada tahun 2023.
Baca Juga: BP TAPERA – Japan Housing Finance Agency Jalin Kerja Sama Terkait Perumahan Subsidi
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, transformasi bisnis perusahaan secara menyeluruh telah berdampak positif pada berbagai lini kinerja keuangan baik dari sisi laba, penyaluran kredit, perolehan total dana pihak ketiga (DPK) khususnya dana murah maupun kenaikan aset.
“Kinerja gemilang perseroan tahun 2023 merupakan momentum untuk terus menggenjot pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan pada tahun ini. Kami optimistis dengan berbagai strategi bisnis yang kami lakukan, kinerja keuangan tahun 2024 akan semakin positif,” ujar Nixon.
Konsisten pada Core Business
Dalam proses transformasinya, BTN menerapkan 6 inisiatif strategis yang bersifat fundamental untuk pengembangan bisnis yakni; sentralisasi proses kredit konsumer dan komersial, sentralisasi proses operasional ke wilayah dan kantor pusat, optimalisasi kantor cabang pembantu (KCP) yang tidak produktif, implementasi sales center yang fokus pada penjualan KPR emerging affluent, implementasi KCP UMKM serta implementasi pengembangan BTN Mobile dan Digital Mortgage Ecosystem.
Baca Juga: Simak Inspirasi Dekorasi Rumah agar Momen Manis Selalu Hadir Setiap Saat
Transformasi BTN menjadi Bank Modern dan kekinian sudah menunjukkan hasil dengan meningkatnya performa digital chanell yang didorong oleh pengembangan Mobile Banking, QRIS dan EDC.
Transformasi digital banking yang dilakukan BTN, terutama pada aplikasi BTN Mobile mulai berbuah manis. Hingga akhir 2023, jumlah pengguna BTN Mobile mencapai 2,7 juta, dengan total transaksi mencapai 235 juta. BTN mampu menggaet lebih banyak pengguna BTN Mobile seiring dengan penambahan fitur-fitur baru yang memungkinkan pengguna melakukan lebih banyak transaksi.

Melesatnya transaksi di BTN Mobile turut mendongkrak pertumbuhan pendapatan berbasis biaya (fee-based income/FBI) perseroan naik 60,1% menjadi Rp3,2 triliun pada tahun 2023 dari tahun sebelumnya sebesar Rp2 triliun.
Selain transformasi digital, BTN juga melakukan inovasi-inovasi baru dalam penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang selama ini menjadi core business-nya dalam bidang pembiayaan perumahan.
Baca Juga: Top! Rumah Subsidi Berkonsep Klaster di Grand Cikarang City 2 Laris Manis
Direktur Consumer Bank BTN, Hirwandi Gafar mengungkapkan, Bank BTN akan terus berfokus pada penyaluran KPR subsidi dan non-subsidi sebagai mesin penggerak. Di KPR nonsubsidi terdapat mesin baru bernama consumer self center di mana pada tahun lalu terdapat di tiga tempat, yakni Kelapa Gading Jakarta, BSD City, dan Surabaya.
“Kami akan melihat seberapa efektif di tiga tempat tersebut. Lokasi tersebut penjualan rumah-rumah dari pengembang nasional terbesar,” katanya.
Sepanjang tahun ini, BTN akan menambah tiga lokasi consumer self center di Medan, Bandung, dan Makassar. Hingga akhir tahun 2024, ditargetkan terdapat enam lokasi consumer self center sebagai mesin penggerak KPR nonsubsidi dengan plafon hunian lebih dari Rp750 juta.
“Kenapa masuk ke sana? Kami ingin portofolio per unit akan terus meningkat. Dulunya Rp300 juta, sekarang sudah menuju ke Rp500 juta,” ucap Hirwandi.
Baca Juga: Miliki Kualitas Prima, Perumahan Subsidi Besutan Infiniti Realty Ini Tuai Pujian
Melalui consumer self center ini, BTN akan memperbanyak segmen konsumen kalangan menengah ke atas. Pasalnya, KPR BTN selama ini didominasi dari segmen menengah ke bawah.
“KPR nonsubsidi enggak hanya masuk pengembang nasional based tier 1 dikelola consumer self center, tapi kami masuk ke pengembang tier 2, yakni pengembang skala daerah dan regional. Mereka punya rerata lahan 30 hektar sampai 100 hektar dengan harga jual Rp500 juta hingga Rp1,5 miliar. Selanjutnya kami juga akan masuk ke pengembang properti tier 3, yakni kelompok gold dan platinum,” pungkas Hirwandi. (zalhanif).