EXPERT perspektif

Saatnya Rumah Rakyat Bangkit

Rumah rakyat

Bicara lebih spesifik soal sub sektor perumahan, bisnis ini dengan segala siklusnya diyakini akan kembali berjalan positif selama angka kebutuhan rumah yang belum terpenuhi atau backlog masih tinggi. (Foto: Ilustrasi pembangunan rumah rakyat).

INDONESIAHOUSING.ID— SETELAH dua tahun lebih dunia ‘dihantam” pandemi Covid-19, kini sedikit banyaknya kita sudah mulai bernafas lega. Pasalnya, banyak pihak memprediksi bahwa kehidupan masyarakat dapat kembali normal seperti tahun-tahun sebelum pandemi. Ya, saat ini, negara-negara di seluruh dunia tengah berjuang untuk memulihkan perekonomian pasca pandemi Covid-19, termasuk Indonesia.

Kita tahu banyak pelaku sektor bisnis dan ekonomi (tak terkecuali sektor properti), “mati suri” di sepanjang masa pandemi. Mereka (pelaku bisnis properti) tidak punya pilihan lain, kecuali pasrah dan berharap pandemi segera berlalu. Jagankan untuk berkembang, sekedar bisa bertahapun itu sudah cukup bagus.

Bukti bahwa sektor properti terutama subsektor residensial terpuruk di masa-masa pandemi bisa dilihat dari hasil Survei Harga Properi Residensial (SHPR) Bank Indonesia pada triwulan II 2021, dimana penjualan properti residensial primer triwulan II-2021 secara tahunan menunjukan penurunan. Penjualan rumah pada periode tersebut tercatat terkontraksi -10,01% (yoy), menurun dari 13,956% (yoy) pada triwulan sebelumnya, namun lebih baik dari kontraksi -25,6% (yoy) pada triwulan II-2020. Penurunan volume penjualan pada triwulan II-2021 terjadi pada tipe rumah kecil (-15,4%, yoy) dan besar (-12,99%, yoy), sedangkan tipe rumah menengah tercatat tumbuh melambat (3,63%, yoy).

Karena itu, dua tahun masa pandemi dirasa sudah cukup. Kini, semakin banyak pembicaraan tentang pandemi dan endemi. Banyak negara bahkan sudah mengklaim mereka dalam proses transisi menuju endemi. Seiring dengan itu, Optimisme pengembang dan pelaku properti nasional-pun mulai terlihat.

Peluncuran proyek-proyek properti baru, baik properti premium, komersial dan residensial, semakin marak dalam beberapa bulan terakhir ini. tidak hanya itu, pameran properti yang biasanya dilakukan secara virtual, sekarang juga mulai digelar secara luring (Offline).

Artinya, kini memang saatnya kita bergerak lagi. Untuk para pengembang, tidak ada alasan lagi untuk tidak bergairah dalam membangun properti dan hunian bagi rakyat. Apalagi pemerintah begitu serius mendorong bisnis properti dengan berbagai kebijakan-kebijakan yang pro pegembang.

Apalagi kalau kita bicara lebih spesifik soal sub sektor perumahan. Bisnis ini dengan segala siklusnya diyakini akan kembali berjalan positif selama angka kebutuhan rumah yang belum terpenuhi atau backlog masih tinggi. Terutama, kebutuhan rumah bagi segmen menengah ke bawah. Belum lagi jika kita teropong pasar dari kaum milenial sudah mulai terlihat ada kebutuhan di sektor perumahan. Jangan lupa juga bahwa banyak relaksasi yang diberikan pemerintah untuk menggaet pasar kalangan muda tersebut.

Dengan semangat pemerintah dalam merumahkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan kerjasama yang erat, kita setidaknya punya harapan besar bahwa optimisme para pelaku usaha akan bertemu dengan komitmen dan keseriusan negara dalam mengurus sektor perumahan.

Kolaborasi itu tentu bakal kembali menggelorakan bisnis properti lebih kencang, sekaligus mampu menyediakan lebih banyak rumah yang layak dan terjangkau untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

*ZAL HANIF. – Pemimpin Redaksi Majalah Indonesia Housing, www.indonesiahousing.id dan www.zonarealestat.com.

32 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *