perspektif

Membangun RISHA Untuk Relokasi Warga Terdampak Bencana

Risha

Oleh: Ristyan Mega Putra, S.Sos, M.Si

INDONESIAHOUSING.ID— Musibah bencana alam yakni gempa bumi yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat membuat ribuan rumah masyarakat terdampak. Berbagai kerusakan hunian mulai dari rusak ringan, sedang hingga berat membuat sebagian besar masyarakat harus mengungsi ke tempat yang aman.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tektonik yang terjadi di Kabupaten Cianjur pada Senin, tanggal 21 November 2022 sekitar pukul 13.21 WIB merupakan aktivitas sesaraktif Cimandiri. Data BMKG menunjukan kekuatan gempa mencapai magnitudo 5.6 SR dengan episenter pada koordinat 6.84 LS dan 107.05 BT berlokasi di darat 10 km Barat Daya Kabupaten Cianjur dengan kedalaman 10 kilometer.

Baca Juga: Mulai Dibangun, Ini Spesifikasi 200 Unit Rumah untuk Korban Gempa Cianjur

Akibat gempa tersebut, banyak masyarakat yang harus meninggalkan rumahnya karena khawatir terjadi gempa susulan yang dapat membahayakan keselamatan anggota keluarga. Kebanyakan dari mereka tinggal di tenda-tenda pengungsian dengan kondisi seadanya.

Risha
RISHA merupakan teknologi rumah layak huni dan terjangkau dengan system knock down.

Guna mengantisipasi timbulnya dampak lain dari kurang layaknya tempat tinggal para pengungsi tersebut, Kementerian Pekerjaan Umumdan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Perumahan pun langsung bergerak cepat dengan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Pemerintah Kabupaten Cianjur pun segera menyiapkan lahan seluas 2,5 hektar di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku guna merelokasi warga terdampak bencana khususny adaerah yang paling parah dan lokasinya memang rawan untuk dibangun hunian kembali.

Tepat 10 hari setelah terjadinya bencana gempa bumi tersebut, Kementerian PUPR langsung menyiapkan pembangunan sekitar 200 unit rumah khusus di atas lahan Desa Sirnagalih. Rumah khusus tersebut diperuntukkan bagi korban bencana di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Rumah khusus tersebut akan dibangun dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) tipe 36 dan memiliki luas lahan masing-masing 75 meter persegi.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto juga hadir langsung melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan rumah khusus korban bencana di Cianjur, Jawa Barat. Gerak cepat proses pembangunan rumah khusus tersebut diperlukan dan merupakan bagian penting dari operasi kemanusiaan karena masyarakat yang terdampak bencana membutuhkan hunian yang layak sehingga tidak terlalu lama tinggal di tempat pengungsian.

Sejumlah pegawai Kementerian PUPR sudah membuka lahan dan meratakan tanah seluas 2,5 hektare di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Cianjur, Jawa Barat yang telah disiapkan oleh Pemda setempat. Kementerian PUPR juga menunjuk PT. Brantas Abipraya sebagai kontraktor pelaksana pembangunan dan PT. Indah Karya sebagai manajemen konstruksi dalam proses pembangunan rumah khusus tersebut.

Kementerian PUPR juga akan berkoordinasi dengan BNPB, Badan Geologi dan BMKG untuk mengecek alternatif lokasi yang bisa digunakan untuk relokasi rumah masyarakat terdampak bencana. Konsep pembangunan rumah yang akan diusung Kementerian PUPR adalah built back better atau membangun dengan lebih baik dan hal itu menjadi keharusan karena masyarakat memerlukan perhatian khusus dalam penyediaan hunian pasca bencana. Proses penanganan bencana juga tidak boleh kehilangan golden time sehingga masyarakat tidak terlalu lama tinggal di tempat relokasi sementara yang kondisinya tidak layak dalam jangka waktu yang cukup lama.

Spesifikasi Rumah Khusus RISHA

 Rumah khusus untuk korban bencana di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tersebut memiliki spesifikasi teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang akan dibangun tipe 36 dan memiliki lahan 75 meter persegi.

Teknologi RISHA dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (Balitbang Puslitbangkim) Kementerian PUPR di Bandung sangat mudah untuk diaplikasikan. Selain itu, teknologi ini juga dapat digunakan untuk pembangunan perumahan di daerah terpencil yang sulit untuk menemukan bahan material bangunan.

RISHA dapat dikatakan sebagai perwujudan sebuah rumah dengan desain modular, yaitu konsep yang membagi sistem menjadi bagian-bagian kecil (modul) dengan ukuran yang efisien agar dapat dirakit menjadi sejumlah besar produk yang berbeda-beda. Desain bangunan rumah dengan sistem modular ini dapat diubah-ubah atau dikembangkan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan dari penghuninya.

Risha
Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang akan dibangun tipe 36 dan memiliki lahan 75 meter persegi.

Berdasarkan data yang ada, RISHA merupakan  teknologi rumah layak huni dan terjangkau  dengan system knock down. Teknologi ini dapat dibangun secara bertahap dan waktu yang diperlukan untuk proses pembangunan setiap modul berukuran 3×3 meter adalah 24 jam dengan tiga orang pekerja. Setiap modul memiliki tiga jenis komponen panel struktur yakni Panel P1;P2 dan Panel Simpul yang memiliki sifat fleksibel dan efisien dalam konsumsi bahan bangunan.

Baca Juga: Pemkab Cianjur Diminta untuk Siapkan Lokasi Relokasi Rumah Warga

Beberapa keunggulan RISHA antara lain lebih cepat, lebih murah, lebih ramah lingkungan, lebih tahan gempa, moveable (knock down), lebih ringan dan dapat dimodifikasi untuk bagunan sekolah, puskemsas, rumah sakit, kantor dan lain-lain. RISHA juga dapat dibangun untuk daerah perbatasan dan wilayah rawan bencana.

Khusus untuk RIHSA yang dibangun Kementerian PUPR di Kabupaten Cianjur, rumah tersebut nantinya akan memiliki ruang keluarga, dua kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Target pembangunan rumah khusus ini bisa selesai dalam waktu 1,5 hingga 2 bulan kedepan atau awal tahun 2023 mendatang sehingga bisa segera dihuni oleh masyarakat beserta anggota keluarganya. Doa dan dukungan dari semua pihakpun diperlukan agar pembangunannya berjalan lancar di lapangan.

Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR juga akan terus berkoordinasi dengan Pemda setempat untuk mempersiapkan alternatif lahan-lahan di daerah lain di Kabupaten Cianjur yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan rumah khusus. Hal itu dikarenakan dari hasil pendataan dan survei di lapangan masih banyak rumah masyarakat yang rusak berat akibat gempa. (*)

*Penulis adalah Pranata Humas Ahli Muda, Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR

29 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *