Pasar kondominium masih terus tertahan, di tengah stok yang terus bertambah, preferensi konsumen dengan rumah tapak, dan daya beli yang masih lemah. (Foto: Ilustrasi).
JAKARTA, www.indonesiahousing.id – Semester kedua tahun 2023 ditandai dengan kembali terkoreksinya rerata penjualan kondominium di Jakarta. Tantangan pandemi yang telah usai masih menyisakan pelemahan daya beli konsumen.
Terlebih, preferensi masyarakat masih pada jenis hunian rumah tapak saat ini. Namun stok baru terus mengalir, bahkan meningkat di akhir tahun 2023 mencapai 1,2% dari stok yang telah ada sebelumnya.
Baca Juga: Mulai Menguat, Kelas Menengah Mendominasi Transaksi Kondominium
Akhir tahun lalu (2023), menjadi tahun ke empat dalam pelemahan performa pasar hunian vertikal di Jakarta. Meski demikian, pasar masih dapat melihat optimisme di akhir tahun melalui realisasi insentif PPN DTP. Unit hunian vertikal yang telah ready stock, siap serah terima, berada di kisaran harga menengah, dan dekat dengan transportasi publik menjadi unit-unit yang mendulang performa di atas rata-rata.
Terkait unit baru, tercatat sampai akhir tahun ini, setidaknya sekitar 9.169 unit baru akan diserah terimakan. Meski sekitar 21,1% unit baru lainnya saat ini masih berada pada status inactive construction.
Baca Juga: Terintegrasi Transportasi, Samesta Mahata Cocok bagi Milenial
Berikut ini ulasan performa pasar kondominium di Jakarta untuk paruh kedua, atau penutup tahun 2023.
Sektor Strata Condominium:
- Pasokan kondominium bertambah menjadi 606 unit, dengan selesainya 5 proyek baru.
- Stok baru yang masuk di semester kedua tahun 2023, tercatat 850 unit.
- Tingkat penjualan di angka 95,7%, terpantau
- Penjualan kondominium tertinggi terjadi di segmen middle (60,5% dari total penjualan).
- Secara umum, rerata harga jual pada unit eksisting menguat 0,1% (hoh), sementara pada unit baru menguat 3,9% (hoh).
- Rerata penjualan stok baru 56,5% atau kembali terkoreksi, di tengah tambahan 100 unit di semester akhir
Willson Kalip, Country Head dari Knight Frank Indonesia, menyebutkan bahwa, Pasar kondominium memang masih terus tertahan, di tengah stok yang terus bertambah, preferensi konsumen dengan rumah tapak, dan daya beli yang masih lemah.
Baca Juga: Rumah Jabatan Menteri di IKN Ditargetkan Rampung Juni 2024
“Meski demikian, sinyal positif dari Pemerintah melalui insentif PPN DTP perlu terus dioptimalkan dan dilanjutkan untuk perbaikan performa, mengingat masih berlakunya kebijakan ini,” terangnya. (zh1).